Kemenag Perkuat Nilai Kebangsaan Dosen Ma’had Aly

By Admin

nusakini.com--Menjaga dan memperkuat nilai kebangsaan harus dilakukan secara berkesinambungan. Itu juga yang diupayakan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama.  

Melalui kegiatan workshop yang diikuti seluruh mudir ma’had aly, Kepala Pendidikan Diniyah Formal (PDF) dan pimpinan Satuan Pendidikan Muadalah (SPM) pada pondok pesantren, Kemenag menyegarkan kembali ingatan dan komitmen kalangan pesantren terhadap nilai kebangsaan dan moderasi Islam. 

Tampil sebagai narasumber, Rais Aam Jam’iyyah Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN), Habib M. Luthfi bin Yahya menyampaikan bahwa pemahaman keagamaan di Indonesia telah mengalami dekadensi pasca hegemoni kaum literalis–konservatif. Mereka adalah kelompok yang menitikberatkan corak penafsiran letterlijk dan menutup diri terhadap konteks di mana manusia hidup dan berkembang. Akibatnya, tak jarang pengikutnya menjadi radikal, cenderung menyalahkan keadaan dan berpandangan monolitik terhadap tek-teks keagamaan. 

Menurut Habib M. Luthfi, mata rantai radikalisme seperti itu dapat diputus melalui dua hal. Pertama , membuka cakrawala bahwa Al-Quran tak hanya berisi ajaran dan dogma. Beberapa terminologi Al-Quran mengungkap kajian lintas perspektif, seperti perkembangan ilmu astronomi, antariksa, anatomi, hingga geologi.  

Kedua , mendamaikan teks dan konteks secara proporsional. Pembacaan dialogis berguna untuk menyingkap pesan moral bahwa Islam relevan dengan perubahan ruang dan waktu. Mengawalinya bukan perkara mudah, namun penting diinisiasi sebagai kerangka metodis untuk menggali esensi ajaran Islam yang moderat, seimbang, toleran, dan berlaku adil. 

“Itu menunjukkan bahwa pembacaan teks-teks keagamaan yang holistik, komprehensif dan integral berpengaruh besar dalam membentuk karakteristik pembaca yang berwawasan moderat sekaligus maju di berbagai bidang kehidupan,” pungkas beliau di Pekalongan, Rabu (02/08) malam. 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren mengingatkan, para dosen, pendidik dan tenaga kependidikan ma’had aly dan seluruh tenaga pendidik pada lembaga pendidikan keagamaan Islam harus memiliki komitmen untuk melaksanakan khittah kebangsaan sebagai tantangan yang dihadapi pondok pesantren. Khittah tersebut berupa konsistensi mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari serangan pemikiran destruktif yang tak hanya merugikan Negara kesatuan, akan tetapi dalam konteks keberagamaan. 

“Tantangan ke depan adalah bagaimana kita beragama dalam konteks Indonesia yang majemuk, dan bagaimana bernegara dalam konteks Indonesia yang religius,” tutur Ahmad Zayadi.  

Workshop Peningkatan Kompetensi Pedagogik Dosen Ma’had Aly ini diikuti seluruh mudir ma’had aly, Kepala Pendidikan Diniyah Formal (PDF) dan pimpinan Satuan Pendidikan Muadalah (SPM) pada pondok pesantren. Ke depan, pendidik dan tenaga kependidikan pada layanan pendidikan keagamaan Islam diharapkan fokus membina kader-kader ahli di bidang ilmu agama ( mutafaqqih fiddin ), memahami zaman ( faqihu zamanih ) dan tak terpengaruh faham radikalisme yang destruktif, alih-alih konstruktif. Wallahu a’lam . (p/ab)